Saturday, April 29, 2006

Purpose Driven Life, 14th Day

Tingkat penyembahan Allah yang tertinggi adalah memuji dan mengucap syukur pada Allah meskipun kita sedang menderita. Pada saat sedang mengalami pencobaan Allah terasa jauh. Padahal Allah tidak pernah meninggalkan kita.
Ketika Allah terasa jauh, katakan pada Allah secara persis apa yang kita rasakan. Ini menunjukkan bahwa kita percaya pada Allah, percaya bahwa Allah akan mendengar doa kita, dan percaya bahwa Allah akan membiarkan kita mengatakan apa yang kita rasakan dan tetap mengasihi kita. Pusatkan perhatian pada keberadaan Allah, sifat-Nya yang tidak berubah. Karakter Allah tidak akan perbah berubah. Percayalah bahwa Allah menepati janji-janjinya. Jangan bersandar pada emosi kita. Ketika kita merasa ditinggalkan oleh Allah tapi tetap percaya pada-Nya tanpa peduli pada perasaan-perasaan kita, kita sedang menyembah Allah dengan cara terdalam. Ingatlah pada apa yang telah Allah kerjakan bagi kita. Yesus telah berkorban di kayu salib, meskipun sesungguhnya Allah bisa menyelamatkan diri-Nya. Yesus memberikan segalanya agar kita bisa memiliki segalanya. Yesus mati agar kita bisa hidup selamanya.

Friday, April 28, 2006

Purpose Driven Life, 13th Day

Penyembahan Yang Menyenangkan Allah yaitu:
1. Bila penyembahan kita tepat, yaitu didasarkan pada kebenaran Alkitab, bukan pendapat kita melalui Allah.
2. Bila penyembahan kita bersifat otentik, yaitu dengan sungguh-sungguh dari lubuk hati yang paling dalam, yang dilakukan dengan cara kita masing-masing untuk menikmati keakraban dengan Allah, dan menjadi diri kita sendiri.
3. Bila penyembahan kita melibatkan akal budi. Misalnya memuji Allah dengan lebih spesifik, bukan hanya mengucapkan, "Aku memuji-Mu!" sepuluh kali.
4. Bila penyembahan kita bersifat praktis; bukan hanya dengan roh saja, tapi yang terpenting adalah mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup.

Thursday, April 27, 2006

Purpose Driven Life, 12th Day

(lanjutan PDL, 11th Day)
3. Jujur terhadap Allah, adalah landasan utama bagi persahabatan yang lebih dalam. Allah tidak mengharapkan kita sempurna, tapi Allah mengharapkan kejujuran kita, baik mengenai kesalahan-kesalahan maupun perasaan-perasaan kita. Mungkin kita perlu mengakui kemarahan dan kepahitan terhadap Allah, di mana kita merasa diperdaya atau dikecewakan. Ini langkah pertama dari penyembuhan, karena kepahitan merupakan penghalang terbesar terhadap persahabatan dengan Allah.

4. Memilih untuk menanti Allah di dalam iman, yaitu percaya pada Allah, meskipun seringkali kita tidak memahaminya. Karena Allah tahu yang terbaik bagi kita.

5. Memilih untuk menghargai apa yang Allah hargai, inilah yang dilakukan oleh seorang sahabat. Allah peduli supaya semua anak-Nya yang hilang ditemukan. Untuk menjadi sahabat Allah, kita harus mempedulikan semua orang di sekeliling kita, dan memberi tahu kepada mereka tentang Allah.

6. Kita harus merindukan persahabatan dengan Allah lebih dari yang lain.